Pengikut

Pengikut

Selasa, 27 Januari 2015

MAKALAH SOSIOLOGI “ PERILAKU SOSIAL KOMUNITAS PUNK"

MAKALAH SOSIOLOGI
PERILAKU SOSIAL KOMUNITAS PUNK"
Drs.BASUKI IRIANTO M.MPd
OLEH :
v   THOHAR BECKEN
                                               NIM : 12.1.1.   -AN

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK”WASKITA DHARMA MALANG
2013


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Adapun judul makalah ini adalah tentang Perilaku Komunitas PUNK
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas sebagai Ujian Tengah Semester dari mata kuliah Sosiologi.
Meskipun penyusun telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini
semaksimal mungkin, tetapi seperti pada ungkapan " Tak ada gading yang tak
retak ", saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat minim dan masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


Wassalamu’alaikum Wr.Wb.






Malang, 17 Mei 2013


Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

            Kita sering melihat sekelompok pemuda berdiri di lampu merah atau di sudut- sudut kota dengan membawa gitar kecil sambil bernyanyi dan sesekali mereka mengamen di angkot untuk mendapatkan uang. Dengan dandanan yang urakan dan gaya rambut mohawk ala kaum Indian mereka seolah percaya diri dan nyaman dengan gaya hidup yang mereka jalani. Mereka itu disebut anak punk, Punk pertama lahir di negara Inggris sekitar tahun 1960an, ketika terjadi revolusi industri. Keberadaan punk lahir ketika itu adalah sebagai bentuk tindakan penolakkan terhadap segala macam penindasan yang banyak terjadi terutama dikalangan masyarakat kelas bawah atau pekerja. Orang biasanya mengenal anak punk hanya dari dandanannya yang unik, beda dari yang lain, seperti baju kumal, jaket berspike, celana ketat, sepatu boots dan berambut mohawk ala kaum Indian. Banyak yang beranggapan bahwa anak punk yang berpenampilan seperti itu selalu berandalan, perusuh dan selalu bikin onar. Orang yang berpandangan seperti itu terhadap anak punk yang suka nongkrong di pinggir jalan biasanya hanya memandang dari segi luar mereka atau dari dandanan yang menyeramkan. Jika kita mengenal lebih dalam tentang anak punk tidaklah semua anak punk yang selalu berpenampilan beda itu selalu bersikap berandalan.

B.   RUMUSAN MASALAH

1.     Pengertian punk dan Pengaruh Positif dan negatif bagi komunitas anak Punk?
   2.      Factor apa yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas Punk?
3.     Bagaimana Penyelesaian Masalah komunitas Anak Punk?

C. TUJUAN
1. Untuk menambah wawasan tentang pengertian dan gaya hidup anak punk
2. Untuk menambah wawasan dalam menghadapi masalah kelompok sosial dalam masyarakat.
3. Untuk para pembaca agar tidak hanya menilai mereka hanya dari sisi negatif nya saja tapi juga dari sisi positif nya





BAB II
PEMBAHASAN

Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, punk adalah sebuah cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955. Subkultur Punk muncul sekitar tahun 1970 an di Inggris. Punk mulai populer setelah munculnya grup-grup band Sex Pistol, Velvet Underground, The Ramones, dan lainnya. Grup-grup musik ini menjadi suatu cambuk dalam memicu munculnya suatu gaya hidup Punk di kalangan anak-anak muda saat itu. Munculnya Punk didasari atas semangat pemberontakan terhadap segala bentuk kemapanan dalam masyarakat. Semangat ini berasal dari komunitas anak-anak muda kulit putih kelas pekerja di London.  Mereka adalah kelompok marginal dalam masyarakatnya, dan tentunya sering menghadapi tekanan persoalan sosial dan ekonomi. Anak-anak muda ini telah mencapai titik jenuh sekaligus pesimis terhadap kehidupannya. Dari keadaan itu maka mereka memulai suatu gaya hidup baru yang berbeda dari kehidupan yang pada saat itu dianggap mapan, (saat itu Inggris sedang dalam masa industrialisasi modern).
Gaya hidup ini menimbulkan suatu bentuk kebudayaan sendiri yang berbeda dengan masyarakat umum. Perbedaan ini menjadikan Punk sebuah subkultur dalam masyarakat. Dengan gaya hidup, cara berpakaian, aliran musik, ideologi dan berbagai hal lainnya yang berbeda dari masyarakat umum semakin menguatkan eksistensi subkultur Punk dalam Masyarakat. Gaya berpakaiannya yang sangat khas menjadi suatu ciri tersendiri dari budaya Punk. Dengan menggunakan apa saja yang ingin digunakan dalam berpakaian bahkan yang tidak lazim seperti penggunaan rantai, peniti, dan barang-barang lainnya yang bagi masyarakat umum tidak lazim digunakan dalam berpakaian.  Penggunaan make up oleh pria dan berbagai hal lain dalam berpenampilan menjadikan budaya Punk benar-benar ingin berbeda dari masyarakat umum yang pada saat munculnya Punk.
Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya gaya hidup punk ke Indonesia diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia namun perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya.  Pada perkembangannya baik di negeri asalnya maupun di Indonesia, Komunitas Punk telah mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian Punk menjadi trend fashion masyarakat umum.
Dengan demikian, Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris, yang menjadi wadah untuk mencurahkan kritik dan protes atas penguasa pada waktu itu. Punk memiliki ideologi sosialis yang bersifat bebas. Punk lebih dikenal melalui gaya busananya seperti potongan rambut Mohawk, jaket penuh dengan spike dan bedge, sepatu boots, jeans ketat, badan bertato, body piercing, dan hidup di jalan-jalan. Proses modernisasi di Indonesia menyebabkan kehadiran Punk sebagai gaya hidup baru, yang umumnya dianut oleh sebagian kaum muda.
Punk kemudian lebih dikenal sebagai tata cara hidup sehari-hari, dengan ekspresi diri yang menjurus pada gaya hidup bebas seperti free sex, nongkrong di jalan, ngamen, mengkonsumsi alkohol, main musik dengan Pogo, dan gaya busana yang nyeleneh. Orang-orang yang mengikuti gaya hidup Punk disebut anak Punk. Persebaran gaya hidup Punk sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah satunya di Jakarta. Anak Punk yang ingin hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi sebuah masalah yang perlu dikaji dalam makalah ini.

Berikut ini adalah permasalahan mengenai perilaku sosial anak punk:
Analisis menggunakan prinsip SWOT

a.      Kekuatan ( Strength)
Beberapa poin yang dianggap nilai positif dari komunitas punk:
         Mereka ( anak punk ) menganggap bahwa semua anak punk adalah kawan dan bersaudar tanpa ada senioritas dan junioritas. Semua sama dan sejajar / setara, punk menganggap kebersamaan sesama anak punk satu sama lain akan membuat mereka bersatu dan lebih kuat.
         Kebebasan bagi anak punk adalah kebebasan untuk mengatur dan mengontrol dari dirinya sendiri. Jadi segala sesuatu muncul dari kesadaran diri sendiri untuk bertindak dan berbuat sesuatu. Biasanya jika mereka sudah berfikir seperti itu anak punk akan bekerja berdasarkan inisiatif dari diri sendiri dan tidak perlu diatur dan mengatur orang lain. Pola pikir seperti itu akan menimbulkan sikap mandiri seseorang, yang dalam komunitas punk mereka biasa memakai filosofis dan semboyan DIY (Do It Yourself ) atau biasa diartikan “jadilah dirimu sendiri”.

b.      Kelemahan ( Weakness )
Beberapa poin yang menjadi nilai negatif dari komunitas punk :
    Gaya mereka cenderung menyeramkan sehingga  terkadang membuat masyarakat takut bila bertemu anak punk
      Pergaulan bebas mereka  rentan terhadap gaya hidup yang merusak, seperti  Free Sex, Narkoba, Minuman keras.
        Ada sebagian anak punk yang memanfaatkan “ keseraman” mereka untuk melakukan kriminalitas.

c.       Peluang ( opportunity )
         Kurang nya keharmonisan di rumah sehingga anak lebih nyaman berada di luar rumah
         Kurang nya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua
    Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisas
   Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap dalam rumah sehingga anak lebih nyaman berada di luar rumah
         Kurang nya komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua
    Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisas
      Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.

d.      Tantangan / Hambatan ( Threats )
         Dikucilkan di masyarakat karena hanya dianggap sebagai pelaku kriminalitas
         Terjaring razia karena di anggap mengganggu ketertiban umum
   Mendapatkan perlakuan yang berbeda dari masyarakat karena hanya dianggap sebagai sampah masyarakat

>  Pengaruh Positif bagi komunitas anak ‘’Punk’’ :
1)      Adanya tempat untuk mengekspresikan diri.
2)      Mereka merasa cocok dengan lingkungan pergaulan yang mereka pilih.
3)      Komunitas punk (khususnya bagi yang terampil) bisa membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran.
4)      Mempererat jalinan silaturahmi dan tali persaudaraan.

> Pengaruh Negatif bagi komunitas anak ‘’Punk’’ :
1)      Penampilan dan gaya komunitas Punk yang tidak sesuaui dengan etika budaya Indonesia, menyebabkan mereka dipandnag sebelah mata oleh masyarakat.
2) Mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif seperti :
narkoba,seks bebas, mabuk-mabukan, dan menjadi anak yang liar.
3)      Membuat jiwa seseorang menjadi kasar, melakukan tindakan anarkis karena selalu menghadapi hidup dengan mengekspresikan kemarahan karena pengekangan dari orang lain.
4)      Mengganggu ketentraman malam.

B.      Faktor – faktor dari yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas Punk
Punk sebenarnya bukanlah sekedar fashion, Komunitas Punk merupakan bagian dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya sekedar sekelompok anak muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan musik yang keras, tetapi yang mendasar adalah mereka mempunyai ideologi politik dan sosial. Kehadiran mereka adalah perlawanan terhadap kondisi politik, sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat. Komunitas ini juga menghasilkan karya yang cukup banyak. Namun mereka tidak terlalu meng-ekspos karya mereka. Hidup mereka selalu identik dengan gaya hidup dan musik yang berbekal etika DIY (Do It Yourself : kita dapat melakukannya sendiri).
Punk hanya aliran. Tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya akan kembali lagi ke masing-masing individu. Motto dari komunitas Punk itu tersebut, Equality (persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. Punk sendiri lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup Punk.
Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya tertarik mengikuti komunitas Punk :
1.        Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.
2.        Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui keberadaannya.
3.        Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.
4.        Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri
5.        Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan pemberontakan.
6.        Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion dan musik.
7.        Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun perasaan inferior mereka dalam bentuk penampilan yang superior dan unik di mata masyarakat.
8.        Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa atribut bergaya punk dan pemikiran-pemikiran ideologi anti-kemapanan.
9.        Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan terhadap sistem yang telah diterapkan baik oleh orangtua maupun masyarakat.

C. Penyelesaian Masalah yang Bijak untuk Para Anak Punk :
1)      Menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan yang berprilaku menyimpang.
2)      Keluarga harus bisa lebih dekat dengan anak, menyadarkan anak agar tidak kembali lagi menjadi anak punk dengan perilaku yang negatif.
3)      Memberikan bimbingan serta penyuluhan kepada komunitas punk.
4)      Mendirikan panti sosial atau panti rehabilitasi untuk anak punk.Bagi anak punk yang bermasalah akan diberikan shock therapy agar anak tersebut menjadi jera dan menyesal akan perbuatannya yang telah merugikan diri sendiri maupun orang lain.


BAB III
PENUTUP


A.   KESIMPULAN
Punk sebagai suatu bentuk Kebudayaan tidak dapat begitu saja dianggap sebagai suatu penyimpangan. Namun apabila kita melihat dari sudut pandang Kriminologi maka Kebudayaan Punk dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penyimpangan. Bentuk penyimpangan ini dapat meliputi seluruh subkulturnya sehingga menjadikan subkultur punk sebagai suatu penyimpangan subkultur (delinquent Subculture). Penyimpangan ini dipelajari dan dialirkan melalui budaya dan akibat dari suatu perbedaan kesempatan dalam meraih kesuksesan .
Penyimpangan itu sendiri terjadi akibat adanya prasangka (prejudice) dari masyarakat umum yang menyebabkan terjadinya suatu proses labelling terhadap subkultur Punk. Pelabelan ini juga tidak dapat disalahkan karena masyarakat umum juga mempunyai suatu sistem nilai dan norma yang menyebabkan suatu subkultur yang berbeda dari norma-norma itu akan dianggap menyimpang.
Penyimpangan yang terjadi lebih disebabkan adanya perbedaan nilai-nilai budaya Punk yang berseberangan dengan budaya masyarakat umum yang lebih dominan dalam masyarakat.
Salah satu penyebab semakin terasanya adanya penyimpangan adalah dampak dari media massa. Dalam pemberitaan kriminal sering terjadi pengidentifikasian pelaku kenakalan anak yang bergaya punk sebagai punk. Hal ini menumbuhkan pendangan di masyarakat bahwa subkultur punk memiliki nilai perilaku yang termasuk nakal.
Perbedaan nilai yang ada antara subkultur punk dengan masyarakat umum yang berbudaya arus utama seharusnya dapat lebih diterima sebagai bentuk budaya yang dilihat secara holistik. Dengan itu maka nilai punk yang berbeda dapat dipahami oleh masyarakat tanpa menimbulkan konflik. Dalam hal ini kita harus dapat menghargai budaya Punk namun kita juga harus menghargai budaya yang berkembang dalam masyarakat luas. Media juga harus dapat menghargai perbedaan tersebut tanpa membuat pemberitaan yang dapat memunculkan prasangka dan stereotip terhadap punk dalam masyarakat. Kita harus bisa meminimalisir konflik yang dapat terjadi antara masyarakat umum dan masyarakat Punk. Masing-masing kebudayaan harus arif dalam memandang kebudayaan lainnya.

B.   SARAN
Kita harus melakukan perubahan dan pemberontakan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan oleh mereka.Sebaiknya membiarkan anak tersebut mengeluarkan aspirasi mereka dan memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat masing-masing. Dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua memberikan dampak buruk dalam kehidupan mereka.Sebagai orang tua sebaiknya harus selalu memberikan perhatian yang lebih untuk anaknya, memantau anak-anaknya.Memantau tentang sejauh mana pergaulan buah hati mereka agar tidak terjerumus ke dalam hal yang negatif dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma-norma yang sudah ada. Dari sisi lain, teman, jika kita salah dalam memilih pergaulan kita akan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik.Maka berhati-hatilah dalam bergaul, jangan mudah terpengaruh oleh hasutan-hasutan teman yang bisa memberikan dampak negatif untuk kita. Apabila tidak ada perubahan dari mereka, maka mereka akan dianggap sebagai sampah masyarakat. Komunitas Punk harus lebih bisa menunjukkan karya-karya mereka yang dapat dihargai oleh masyarakat. Komunitas Punk juga harus lebih aktif dalam kegiatan bakti sosial ataupun kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan prestasi-prestasi yang membanggakan.

DAFTAR PUSTAKA
1.    id.wikipedia.org/wiki/Punk
  1. jakarta.kompasiana.com/sosial-budaya/2012/06/11/fenomena-punkers-di-jakarta/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar